sponsor

Sejarah Rumah Kopi

rumah kopi - Sudah tahu belum rumah kopi? kami rasa kalian sudah tahu definisi rumah kopi. Di Indonesia telah banyak rumah kopi yang cocok untuk anda nikmati rasa khas kopinya, menyerupai rumah kopi ranin, rumah kopi nusantara, rumah kopi temanggung, rumah kopi kota magelang jawa tengah, rumah kopi aceh, rumah kopi jakarta, rumah kopi andungsari, rumah kopi ijen Bondowoso dan masih banyak lagi rumah kopi yang tidak sanggup kami sebutkan satu-satu.

Proses penanaman tanaman kopi, proses penyangraian, cara membuat kopi bubuk kopi, dan cara menyeduh kopi menjadi penentu larisnya rumah kopi. Cara membuat bubuk kopi sangat mudah, tapi cara membuat bubuk yang lezat sesuai selera pecinta kopi itu susah.

Ternyata sejarah rumah kopi tidak hanya di Indonesia tapi sejarah rumah kopi juga ada di kepingan dunia. Di bawah ini ada beberapa cerita rumah kopi di negara Italia, Afrika, Inggris.

Sejarah Rumah Kopi di negara eropa
Kopi dibudidayakan di Afrika kala ke-9, tetapi tidak mencapai Eropa hingga kala ke-17. Namun, ketika itu terjadi, itu bertemu dengan banyak pendapat berbeda. Itu masih tertangkap menyerupai api, bahkan dengan orang-orang yang membenci keberadaannya. 

Kedai kopi London kala ke-18 ialah sentra kontroversi, dalam banyak hal, bahkan hingga pada titik raja mencoba melarang kopi dan menutup perusahaan. Sebagai tempat untuk diskusi politik, beberapa kebijakan negara kita yang gres terbentuk mungkin berasal di salah satu tempat ini.

Kopi tidak tiba melalui rute pribadi dari Afrika, tetapi menemukan jalannya ke Inggris melalui rute perdagangan Mediterania dengan dunia Muslim. Ratu Elizabeth I menjengkelkan tetangga-tetangganya di Eropa dengan membuka kekerabatan diplomatik dengan teman-teman Maroko dan Ottoman yang gres ditemukan, menjalin kekerabatan dagang yang baik dan perjanjian laut. Perdagangan ini memungkinkan barang-barang menyerupai teh dari Asia, kopi, dan cokelat untuk disaring ke Inggris. Timur Tengah mempunyai rumah kopi lebih dari seratus tahun sebelum mereka muncul di Inggris.

Pada 1652 Pasqua Rosee, pelayan seorang pedagang pedagang dan seorang imigran dari Ottoman Smyrna, membuka kedai kopi pertama di London, yang kemudian dikenal sebagai "Kepala Turki." "Rumah kopi Rosee, di St Michael's Alley, Cornhill, terletak di sentra distrik keuangan Kota London, dan klien pertamanya ialah pedagang dari Levant Company, rumah perdagangan yang mengatur dan mengatur perdagangan dengan Kekaisaran Ottoman. ”1

Pada 1662, "Rumah Kopi Truk Besar" dibuka, "Rupanya, di dalam sanggup ditemukan patung Sultan Almurath IV sendiri, 'tiran yang paling menjijikkan yang pernah memerintah Kekaisaran Ottoman.' Pelanggan tidak hanya sanggup menemukan kopi, teh dan tembakau di sini, tetapi juga cokelat dan banyak sekali macam serbat, yang berdasarkan Mercurius Publicus (12-19 Maret 1662), dibentuk di Turkie; terbuat dari lemon, mawar, dan violet yang harum. '”5 Bukan hanya kopi yang disantap di antara orang-orang, tetapi juga beberapa budaya Turki. Beberapa orang mulai menggunakan turban di kedai kopi.

Mungkin alasannya ialah budaya Islam, dan untuk alasan lain, kedai kopi dipandang sebagai tempat bagi pengkhianat Kekristenan. Minat gres dalam budaya lain terus melewati daya tarik Timur Tengah hingga ke Timur. Periode Georgia ditandai oleh efek Asia dalam seni, sastra, dan akademisi.

Rumah kopi sangat cepat, sehingga pada tahun 1663 ada lebih dari 83 kedai kopi di London. Pada awal kala ke-18 ada sebanyak lima atau enam ratus.2 Bangsawan Prusia Baron Charles Louis von Pollnitz, yang mengunjungi London pada 1728, menggambarkan mereka sebagai salah satu kesenangan besar kota. 

Dia menjelaskan bagaimana itu ialah “Urusan Peraturan dengan Bahasa Inggris, untuk pergi sekali sehari setidaknya” ke kedai kopi “di mana mereka berbicara ihwal Bisnis dan Berita, membaca Makalah, dan sering melihat satu sama lain.” 2 Beberapa sangat perusahaan populer bahkan mulai sebagai rumah kopi. Lloyds of London, perusahaan pialang asuransi, dimulai sebagai kedai kopi Edward Lloyd di Tower Street sekitar 1688.

Hari ini ketika kita memikirkan kedai kopi, kita memikirkan Starbucks. Namun, kedai kopi di masa kemudian sangat berbeda dengan budaya Timur Tengah mereka. Satu kesamaan ialah aspek sosial, tempat diskusi ide-ide baru, dan itulah yang akan kita lihat bulan depan.

Rumah kopi, yang berasal dari Timur Tengah sekitar tahun 1511, mulai hanya sebagai tempat untuk menikmati minuman eksotis, kopi, tetapi segera berevolusi menjadi tempat yang membantu mengubah jalannya sejarah. Sebelum kedai kopi tiba di London, tempat pertemuan sosial yang normal ialah pub atau kedai. Daya tarik pertama untuk kopi mungkin ialah kebaruan atau kegembiraan dari kafein, tetapi dengan cepat itu menjadi alasan lain untuk bertemu, dan rumah kopi ialah tempat untuk bersosialisasi.
Women’s Petition Against Coffee
Seorang pelancong ke London pada tahun 1668 mengatakan, “Rumah Kopi, yang sangat banyak di London, sangat nyaman. Anda mempunyai segala macam isu di sana; Anda mempunyai Api yang bagus, yang sanggup Anda duduki selama yang Anda inginkan; Anda mempunyai Hidangan Kopi; Anda bertemu dengan Teman Anda untuk transaksi Bisnis, dan semua untuk satu sen, jikalau Anda tidak mau menghabiskan lebih banyak. ”4

Beberapa orang menghabiskan begitu banyak waktu di sana sehingga surat mereka dikirim pribadi ke kedai kopi! Sebuah fakta yang menarik ialah bahwa hampir setiap rumah kopi hanya diperbolehkan pelanggan laki-laki, perempuan terdegradasi ke rumah atau tempat lain untuk kopi.

Tidak mengizinkan perempuan masuk ke kedai kopi ini menimbulkan beberapa masalah, yang diuraikan dalam “Petisi Wanita Terhadap Kopi” yang diterbitkan pada tahun 1674. Benar-benar petisi tiruan, tetapi desas-desus dan klaim terhadap minum kopi sanggup dianggap serius apakah mereka benar. Dan sebagaimana dinyatakan dalam kutipan sebelumnya, mereka hanya menagih satu sen untuk secangkir kopi hitam! Ini memunculkan julukan mereka, "Penny Universities."

Tidak usang kemudian muncul perbedaan yang mencolok antara pub dan kedai kopi, “Rumor ihwal manfaat kopi bagi kesehatan melimpah, dan kedai kopi mendorong ketenangan, aliran rasional, dan diskusi politik yang mengartikulasikan, sedangkan kedai minum hanya menyediakan nirwana bagi ketidaksopanan dan keracunan. . ”5 Ini bukan tempat untuk melarikan diri dari dunia dan menumpulkan indera, tetapi lebih sebagai tempat untuk memperdebatkan bencana ketika ini dan membuat ide-ide gres untuk bagaimana kehidupan seharusnya. Sampai ketika ini tidak ada lembaga untuk pedagang atau kelas perdagangan untuk berdiskusi menyerupai itu.

London Stock Exchange mulai dengan suasana membawa pembeli dan penjual bersama-sama, menetapkan harga pasar. Penjamin asuransi yang terkenal, Lloyd's of London, mulai tahun 1688 di sebuah kedai kopi dengan Lloyd menyediakan layanan informasi gratis ihwal pengiriman, penerbitan "Lloyd's List." Ini makmur sebagai tempat untuk asuransi kelautan.6 Dan sejauh menyangkut politik, laki-laki bertemu di kedai kopi untuk mendiskusikan topik-topik politik yang panas, bahkan mengakibatkan ketakutan pada raja.

Beberapa bapak pendiri kami mungkin telah duduk di kedai kopi ini membahas masa depan koloni atau bagaimana seharusnya pemerintah, mencatat perangkap atau kegagalan monarki Inggris dan Perancis. Pada 1675 Raja Charles II dari Inggris menulis pernyataan biar semua rumah kopi ditutup; Namun, setelah usaha dengan pemilik kedai kopi dan pengusaha lainnya proklamasi itu dibatalkan.

Hampir secepat mereka bermunculan, rumah-rumah kopi di London mulai menurun. Mereka…

“Telah melayani tujuan mereka dan tidak lagi diharapkan sebagai tempat pertemuan untuk kritik dan debat politik atau sastra. Mereka telah melihat bahwa bangsa ini melewati salah satu periode terbesarnya dalam pencobaan dan kesengsaraan; telah berjuang dan memenangkan pertempuran untuk kebebasan individu; telah bertindak sebagai efek mantap di zaman pemborosan; dan telah memberi kami standar penulisan prosa dan kritik sastra yang tidak ada bandingnya sebelum atau sesudahnya. ”7

Pada 1500-an revolusi kopi di seluruh dunia dimulai, dan setelah penurunan kedai kopi di London muncul generasi baru, “Revolusi Starbuck.”

Proklamasi untuk Penindasan Rumah-Rumah Kopi
Sumber: Ellis, Aytoun. The Penny University: A History of the Coffee-Houses. (London: Seeker & Warburg, 1956) 92.

OLEH RAJA: PROCLAMASI UNTUK SUPRESI RUMAH KOPI

CHARLES R.

Padahal yang paling terang bahwa banyak rumah-rumah kopi akhir-akhir ini didirikan dan disimpan di dalam Kerajaan ini, Dominion of Wales, dan Kota Berwick di Tweed, dan resor besar orang-orang menganggur dan tidak puas kepada mereka, telah menghasilkan sangat imbas jahat dan berbahaya: juga bagi banyak Pedagang dan yang lain, lakukan di sana menghabiskan banyak waktu mereka, yang mungkin dan mungkin jikalau tidak akan dikaburkan di dan ihwal Pemanggilan dan Urusan mereka yang sah; tetapi juga, untuk itu di Rumah-rumah semacam itu ... penyelam Laporan-laporan Salah, Halitious, dan Skandal disusun dan disebarluaskan ke luar negeri, kepada Pencemaran Nama Baik Pemerintahan Yang Mulia, dan terhadap gangguan Perdamaian dan Ketenangan Alam; Yang Mulia telah berpikir bahwa itu pantas dan perlu, Bahwa Rumah-Rumah Kopi tersebut (untuk masa depan) Dijadikan dan Ditindas, dan… Mengisi dan Memimpin dengan ketat segala macam orang, Bahwa mereka atau salah satu dari mereka tidak mengandaikan dari dan setelah Hari Kesepuluh Januari berikutnya, untuk menjaga setiap Publick Coffee-house, atau untuk Mengucapkan atau menjual secara eceran, di, rumah atau rumahnya (untuk dibelanjakan atau dikonsumsi dalam keadaan yang sama), Kopi, Chocolet, Sherbett atau Teh, alasannya ialah mereka akan menjawab sebaliknya dengan segala ancaman mereka ... (Semua lisensi sebelumnya diberikan untuk dicabut).

Revolusi Espresso
Sama menyerupai rumah-rumah kopi yang tersebar di seluruh Eropa pada kala ke-17, mereka juga dibuka di Amerika pada final kala ke-17. The Merchant's Coffee House di Philadelphia, juga dikenal sebagai City Tavern, ialah tempat pertemuan beberapa laki-laki terbaik ketika itu, termasuk Washington, Jefferson, Franklin, Lafayette, dan John Adams. The Tontine Coffee House di New York, dengan cara serupa dengan Lloyds of London, menjadi rumah dari Bursa Efek New York. Bukan hanya kedai kopi tempat perdagangan intelektual, tetapi sentra bisnis dan peluang.

Ketika kopi menjadi lebih banyak dipakai dan dikenal, muncul banyak inovasi gres yang berkaitan dengan proses pembuatan bir kopi. Begitu banyak, pada kenyataannya, bahwa ada sebuah museum di London (Museum Brema Teh & Kopi www.teaandcoffeemuseum.co.uk) yang dipenuhi dengan perangkat ini. Rumah kopi orisinil Eropa dan Amerika menyajikan kopi hitam tradisional yang diseduh dengan menyirami lahan di akrab air mendidih, tetapi pada awal tahun 1900-an ada metode gres yang akan merevolusi industri kopi.

Di Italia, Luigi Bezzera mengajukan paten untuk mesin yang mendorong uap dan air melalui "kelompok" yang memegang bubuk kopi dalam filter. Kemudian paten ini dibeli oleh Desiderio Pavoni, dan pada tahun 1905 perusahaan Pavoni mulai memproduksi mesin berdasarkan paten Bezzera. Pada tahun 1927 mesin espresso pertama dibawa ke Amerika. Mesin La Pavoni ini masih dipajang di tempat di mana pertama kali dipasang, Caffe Reggio di New York, dengan judul "Rumah dari Cappuccino Asli." Meskipun metode ini meningkatkan kecepatan secara dramatis, dari waktu pembuatan bir 4 menit. sekitar 20 detik, maka nama espresso, kopi terasa pahit alasannya ialah uapnya terlalu panas.

Melalui penyempurnaan ide yang lebih baik, mulai dari Cremonesi hingga Rosetta Scorza hingga Achille Gaggia pada tahun 1946, kami mempunyai mesin espresso tuas piston. The Gaggia Coffee Bar di Italia ialah lokasi pertama untuk menggunakan mesin ini dan memperlihatkan espresso bersama dengan kopi biasa. Era modern rumah kopi lahir. Dan hari ini, kami mempunyai mesin super otomatis yang sanggup melaksanakan segalanya, menggiling kopi dan menuangkan minuman yang sudah selesai ke dalam gelas. Mesin super otomatis inilah yang diandalkan oleh Starbucks setiap hari.

Mesin espresso dan rumah kopi Italia ialah dua materi yang diharapkan untuk pembentukan rumah kopi raksasa, Starbucks, tetapi anehnya, Starbucks tidak memulai hubungannya dengan espresso. Diberi nama setelah Starbuck, pasangan pertama pecinta kopi di Moby Dick karya Herman Melville, perusahaan ini memulai sebagai roaster dan pengecer biji kopi, berlokasi di Seattle Pike Place Market yang sibuk. Starbucks Coffee, Tea, & Spice menjual pembuat kopi berkualitas tinggi, dari Hammarplast, bagi pelanggan untuk dipakai di rumah, tetapi berfokus pada memanggang biji kopi berkualitas tinggi dari tempat di seluruh dunia dan tidak menyiapkan kopi.

Mentor mereka ialah Alfred Peet yang mempunyai tokonya, Peet's Coffee & Tea, di Berkeley, CA, yang juga hanya merupakan roaster dan pengecer biji Arabika halus. Ketika basis pelanggan mereka tumbuh, Howard Schultz, VP dan manajer AS untuk Hammarplast, memperhatikan angka penjualan mereka yang meningkat pesat dan segera memberi mereka kunjungan.

Saat ini Starbucks sudah mempunyai empat toko di wilayah Seattle, menguntungkan setiap tahun, dan membeli lebih banyak dari Hammarplast daripada Macy's. Schultz begitu terkesan dengan hasrat dan keaslian pendiri yang ia nyatakan bahwa ada sesuatu yang asing ihwal tempat itu, sehingga ia ingin pergi ke Seattle dan bekerja untuk mereka. Butuh lebih dari satu tahun pacaran sebelum mereka kesannya sepakat untuk membiarkan ia mengambil alih sebagai kepala pemasaran.

Beberapa tahun setelah ia dipekerjakan di posisi ini, perusahaan mengirimnya ke Milan, Italia, untuk menghadiri bazar dagang. Ketika ia berjalan dari hotel ke konvensi, ia menemukan sesuatu - rumah kopi Italia, yang bergotong-royong di Italia ialah kafetaria kopi. Ada musik opera Italia yang bermain di latar belakang, barista tersenyum membuat minuman espresso dan bersosialisasi dengan klien, dan mengejutkan sangat sedikit kursi.

Dia dikejutkan oleh banyaknya kafetaria kopi di kota ini dan bagaimana mereka semua sibuk dengan aktivitas. Dia terinspirasi dan membawa gairahnya kembali ke Seattle, di mana ia bertemu dengan kebencian dan perlawanan. Starbucks ialah roaster, bukan restoran atau bar; bisnis minuman akan mengalihkan perhatian mereka dari misi mereka sebagai peritel kopi. Jawabannya, "TIDAK." Pada ketika yang sama para pemilik sangat tertarik dengan kesempatan yang terbuka untuk membeli Kopi dan Teh Peet, yang mereka lakukan.

Sekarang bepergian bolak-balik di antara perusahaan, Schultz masih mengejar gagasan ihwal kedai kopi. Setelah setahun, mereka kesannya sepakat untuk mengijinkan mesin espresso di satu lokasi, dan hari itu mereka melayani 400 orang, jauh di atas rata-rata 250 pelanggan mereka. Dalam dua bulan, tumbuh menjadi 800 orang dan garis-garis membentang di luar pintu. Bahkan melalui keberhasilan ini, pemilik orisinil tidak ingin mengejar usaha ini. Schultz menetapkan satu-satunya hal yang sanggup ia lakukan ialah pergi dan memulai perusahaannya sendiri, Il Giornale Coffee Company. Itu elok dan cepat tumbuh menjadi tiga toko yang menguntungkan.

Pada bulan April 1987, pemilik Starbucks menetapkan untuk menjual bisnis, satu pemilik ingin keluar dan yang lain akan fokus pada Peet's Coffee & Tea, dan ia menyampaikan bahwa Peet's orisinil dan lebih baik. Schultz tahu bahwa ia perlu membeli Starbucks, dan setelah menambah modal yang cukup, ia kemudian mengubah nama semua kedai kopi Il Giornale-nya ke Starbucks. Visi, dedikasinya, dan keterampilan kepemimpinannya mendorong Starbucks ke perusahaan kelas dunia.

Begitu menyenangkan apabila kita mencari tahu sejarah kopi, minum kopi tak lekang oleh waktu, kapan saja di mana saja kita sanggup meminumnya. Lalu bagaimana dengan sejarah kopi di Indonesia dan sejarah kopi di dunia?

References
http://www.litencyc .com/php/stopics.php?rec=true&UID=5512
https://minumkopi-id.blogspot.com//search?q=sejarah-kopi-di-indonesia
http://www.mhhe .com/business/management/thompson/11e/case/starbucks.html
https://www.starbucks .com/about-us/company-information
https://web.archive .org/web/20180626213742/https://www.gaggia.com/n-m-co/espresso/the-story
http://maap.columbia .edu/place/16.html

Kami ingin mendengarkan masukan dan pengalaman dari anda, silahkan isi kolom komentar, jangan lupa share jikalau artikel filosofi kopi ini sangat bermanfaat.

Comments