sponsor

Cara Mengendalikan Hama Dan Pantogen Pada Tanaman Kopi


1. Hama Tanaman Kopi
Nematoda parasit, yaitu Pratylenchus coffeae dan Radopholus similis. Pengendalian disarankan memakai metode kimiawi menyerupai karbofuran (Curaterr 3 G) ataupun tumbuhan tahan, menyerupai klon BP 961.

Hama penggerek buah kopi, yaitu Hypothenemus hampei. Untuk pengendalian disarankan melaksanakan pengaturan naungan biar pertanaman tidak terlalu gelap, atau penggunaan parasitoid Cephalonomia stephanoderis ataupun memakai tumbuhan yang masak serentak menyerupai USDA 762 untuk arabika dan BP 234 dan BP 409.

Kutu dompolan atau kutu putih Planococcus citri, yang disarankan dikendalikan dengan pengaturan naungan, maupun cara kimia dengan insectisida propoksur (poxindo 50 WP).

Kutu hijau (Coccus viridis) atau kutu coklat (Saesetia coffeae), pengendalian yang disarankan dengan pemeliharaan dan pemupukan yang berimbang atau cara kimia memakai tepung Sividol atau Karbaril maupun penyemprotan insektisida (Anthio 330n EC).

Penggerek cabang Xylosandrus spp. yang dikendalikan dengan memotong cabang terserang, pemangkasan, dan memperabukan ranting-rantingnya.

Penggerek batang merah Zeuzera coffeae, disarankan dikendalikan dengan memotong batang terjangkit maupun cara kimia dan biologis lainnya.

Hama Penggerek Buah Kopi (Hypothenemus hampei Ferr) Hama ini dikenal sebagai hama Bubuk Buah Kopi (BBK) termasuk kedalam family Scolytdae, ordo Coleoptera. Hama menyerang dan berkembang biak pada banyak sekali jenis kopi. Serangga masuk dari ujung buah maupun biji yang masih di pohon maupun yang telah jatuh ke tanah. Pengendalian harus dilakukan jikalau intensitas serangan >10%. Pengendalian sanggup dilakukan melalui sanitasi kebun, pembiakan dan pelepasan parasitoid Cephalonomia stepiana Deri serta penggunaan jamur Beauveria basiana. Sanitasi dilakukan dengan petik buah. Petik buah yakni mengambil semua buah yang rusak awal alasannya yakni serangan, rampasan yakni mengambil semua buah yang ada di panen, sedangkan lelesan
2. Penyakit Tanaman Kopi
Menurut Puslitkoka (2006), penyakit utama pada tumbuhan kopi yakni :
  • Karat daun, dikendalikan dengan menanam tumbuhan tahan (misal S 795) serta pemangkasan dan pemupukan biar tumbuhan cukup berpengaruh dan bugar serta memakai cara kimiawi dengan fungisida kontak (misal Cupravit OB 21, dll.).
  • Bercak daun, dikendalikan dengan proteksi naungan yang cukup tapi pertanaman tidak lembab serta cara kimiawi dengan penyemprotan Bavistin 50 WP, dll.
  • Jamur upas, dikendalikan dengan memotong batang sakit dan dibakar potongan-potongan tersebut ataupun dengan proteksi fungisida Calixin RP, dll.
  • Busuk buah dan bacin cabang, dikendalikan dengan memetik buah terjangkit dan buah tersebut dibakar atau dipendam ataupun cara kimiawi dengan proteksi fungisida Delsene MX 200 atau sejenisnya.
  • Jamur akar coklat, dikendalikan dengan membongkar akar tumbuhan yang terjangkit kemudian dibakar dan bekasnya tidak ditanami lagi minimal 2 tahun.
  • Penyakit rebah batang, dikendalikan dengan pengaturan naungan biar cukup sinar matahari ataupun menyemprot pembibitan dengan Delsene MX 200.

3. Kopi Metoda

Program konversi penanaman kopi Robusta menjadi kopi Arabika di lahan ketinggian menengah memang diakui sebagian besar menemui beberapa hambatan dan ternyata mengakibatkan duduk masalah baru, yaitu munculnya serangan nematoda Radopholus similis Cobb. Namun menurut pengujian ketahanan fase bibit diketahui bahwa sebagian besar klon kopi Robusta proposal rentan terhadap serangan nematode Pratylenchus coffeae, sedang kopi Arabika tipe katai selain rentan terhadap R. similis, juga rentan serangan P. coffeae. Kopi Robusta klon BP 308 yang memiliki sifat tahan terhadap nematoda, menyerbuk silang, sehingga apabila diperbanyak dengan benih, sifat ketahanan tersebut akan mengalami segregasi. Untuk mempertahankan sifat ketahanan, cara perbanyakan yang dianjurkan yakni secara klonal, salah satunya dengan setek.

Gejala kerusakan di atas tanah tidak spesifik. Bibit yang terjangkit kerdil, kurus, daun kecil, menguning dan gugur. Daun yang tertinggal biasanya hanya daun pucuk. Proses kematian tumbuhan oleh serangan nematoda berlangsung perlahan-lahan. Pada kepingan tumbuhan di bawah tanah sangat spesifik sehingga sanggup dipakai untuk mendeteksi adanya serangan nematoda. Apabila menyerang akar serabut yang masih aktif menyerap unsur hara, mengakibatkan akar membusuk dan tidak berfungsi. Tanaman gampang digoyang dan dicabut. Serangan nematoda adakala diikuti oleh serangan kutu putih akar (Planococcus sp).

Pengendalian nematoda ini sanggup dilakukan dengan:

  • Melakukan rotasi tumbuhan dengan bukan tumbuhan inang yaitu koro benguk (Mucuna sp.), kakao lindak dan tebu,
  • Menanam batang bawah dengan yang tahan nematode menyerupai kopi ekselsa dan beberapa klon kopi konuga, kopi Robusta klon BP 961 dan BP 595.
  • Penggunaan nematoda dazoment dan methansodium di pembibitan serta oksamil, karbofuran, etoprofos dan kadusafos di lapangan.
  • Aplikasi materi organik (pupuk sangkar dan kulit kopi).

Comments