filosofi kopi - Blending Kopi - Ketika tiba ke kopi, rasa yakni raja tapi bisakah kimia memberi kita jalan pintas untuk perpaduan sempurna? Kami telah berupaya membuat coffee blend "untuk spek," yaitu memenuhi persyaratan yang tepat dari klien. Tapi bukannya pribadi ke meja penelitian, kami pertama menuju ke lab untuk melaksanakan analisis molekuler.
Dan dengan melaksanakan itu, kami tidak hanya sanggup menyarankan beberapa gabungan untuk klien kami, tetapi juga mencar ilmu banyak wacana kimia di balik kopi yang nikmat. Cara blend kopi tidak sembarangan alasannya yakni akan merusak gambaran rasa kopi dan tidak sanggup di sebut blend kopi yang lezat apalagi kopi blend untuk espresso, blend kopi arabika dan robusta.
Izinkan kami membagikan hasil blend kopi yang lezat untuk Anda :
Tantangan
Sci Fi Food, perusahaan kami, terlibat dalam penelitian dan penemuan dalam industri makanan. Dan roaster kopi komersial baru-baru ini mengkontrak kami untuk membuatkan merek gres dari kopi campuran. Laporan singkat kami yakni bahwa itu harus berbeda, mengundang, dengan abjad segar, dan biaya dalam jumlah tertentu.
Ini yakni tantangan tepat untuk tim kami: roaster dengan keahlian dalam cita rasa kopi dan ilmuwan kuliner dengan pengalaman penelitian sebelumnya dalam kopi.
Biasanya, dikala mendesain campuran, roaster akan memesan banyak sampel kopi yang sesuai dengan anggaran mereka, campurkan sampel ini dalam rasio dan rasa yang berbeda (cangkir) untuk menemukan yang terbaik di antara mereka.
Namun, metode ini membutuhkan banyak pekerjaan. Karena kami selalu berusaha untuk efisiensi, tim kami mencari cara yang lebih baik untuk membuat perpaduan kopi yang sempurna. Dan mengetahui komposisi kimia kopi memungkinkan kita untuk membuat prediksi mengenai rasa.
Jadi, kami melaksanakan analisis kimia sampel kopi kami. Harapan kami yakni metode ini akan memungkinkan kami untuk mempersempit potensi gabungan yang kami butuhkan untuk piala.
Kami sangat bahagia dengan hasilnya. Kami tidak sanggup membuat prediksi akurat wacana cita rasa selesai campuran. Namun, kita bisa menguji atribut rasa, menyerupai kepahitan atau keasaman, dan pilih gabungan dengan atribut yang menguntungkan menjelang cupping. Dalam melaksanakan ini, kami secara efektif mengecualikan gabungan tertentu dan malah berfokus pada mereka yang kami yakini merupakan pilihan yang menjanjikan.
Percobaan
Kami mulai dengan menganalisis lima kopi komersial yang tersedia secara luas yang memadukan dari Norwegia dan satu gabungan sangrai yang lebih tinggi dan lebih ringan dari roaster khusus. Kami juga menganalisis sampel sangrai dari kopi asal tunggal yang kami pertimbangkan untuk dicampur, selain biji hijau mereka.
Kami telah menentukan 11 senyawa kimia (lihat tabel di bawah) secara alami yang ditemukan dalam kopi yang, berdasarkan literatur ilmiah, akan mempunyai dampak terbesar pada rasa kopi. Kami juga mengamati senyawa lain yang lebih atau kurang terlihat dalam sampel tertentu.
Untuk menganalisis sampel, kami memakai spektrometer yang berpengaruh di Fasilitas Inti MR di Universitas Sains dan Teknologi Norwegia (NTNU), dibiayai oleh Fakultas Kedokteran di NTNU dan Otoritas Kesehatan Daerah Pusat Norwegia. Metode ini jarang dipakai untuk analisis makanan, tetapi kami memilihnya alasannya yakni memungkinkan analisis simultan banyak molekul dalam kopi tanpa pengolahan lab yang ekstensif.
Sampel kami terbukti kompleks secara kimia; kami menderita perkara yang parah dari terlalu banyak data. Masih banyak warta yang kami rencanakan untuk diambil dan, tentu saja, kami terus mempelajari catatan piala kami untuk menemukan hubungan baru.
Tapi apa yang kami temukan, bahkan pada tahap awal ini, sangat menarik. Dan tiga hal yang perlu menerima perhatian khusus: gula, asam, dan kafein.
Manisnya Gula
Satu-satunya gula yang kami pilih sebelumnya yakni sukrosa, atau gula rumah tangga. Makalah ilmiah yang dipublikasikan sebelumnya memperlihatkan bahwa biji kopi hijau mengandung konsentrasi tinggi sukrosa. Pada tahap awal proses penyangraian, sukrosa ini diubah menjadi molekul bumbu yang sering dikaitkan dengan rasa asam dan pahit kopi.
Oleh alasannya yakni itu, tidak mengherankan bahwa sukrosa juga dikaitkan dengan kualitas biji kopi hijau secara keseluruhan (dan alasannya yakni itu produk yang disangrai).
Dalam kopi hijau kami, kami menemukan lebih banyak sukrosa daripada yang kami duga. Namun dalam sampel kopi sangrai, konsentrasi sukrosa telah sangat menurun. Kami juga memperhatikan bahwa sampel kopi sangrai ringan dari roaster khusus mempunyai lebih banyak sukrosa (0,38 g / L) dibandingkan gabungan komersial (0,11-0,17 g / L). Ini tampaknya menegaskan bahwa sukrosa terdegradasi pada awal proses roasting.
Ini mungkin juga mendukung gagasan bahwa ada hubungan antara sukrosa dan kualitas kopi. Terlebih lagi, perpaduan kopi yang lebih ringan mempertahankan rasa yang lebih manis dan sering lebih berbuah daripada beberapa kopi sangrai gelap yang kami mencicipi. Beberapa penelitian memperlihatkan bahwa sukrosa membuat catatan pahit dan asam kopi tampak lebih lembut dan manis.
Akhirnya, kami memakai Moccamaster untuk membuat biji kopi hijau. Penampilannya menyerupai sup, namun rasanya sangat manis. Coffee roaster kami menggambarkannya sebagai rasa madu yang lemah yang menyerupai dengan teh. Namun sekali lagi, ini memperlihatkan bahwa sukrosa membuat rasa manis dan berkurang selama penyangraian.
Dan dengan melaksanakan itu, kami tidak hanya sanggup menyarankan beberapa gabungan untuk klien kami, tetapi juga mencar ilmu banyak wacana kimia di balik kopi yang nikmat. Cara blend kopi tidak sembarangan alasannya yakni akan merusak gambaran rasa kopi dan tidak sanggup di sebut blend kopi yang lezat apalagi kopi blend untuk espresso, blend kopi arabika dan robusta.
Izinkan kami membagikan hasil blend kopi yang lezat untuk Anda :
Tantangan
Sci Fi Food, perusahaan kami, terlibat dalam penelitian dan penemuan dalam industri makanan. Dan roaster kopi komersial baru-baru ini mengkontrak kami untuk membuatkan merek gres dari kopi campuran. Laporan singkat kami yakni bahwa itu harus berbeda, mengundang, dengan abjad segar, dan biaya dalam jumlah tertentu.
Ini yakni tantangan tepat untuk tim kami: roaster dengan keahlian dalam cita rasa kopi dan ilmuwan kuliner dengan pengalaman penelitian sebelumnya dalam kopi.
Biasanya, dikala mendesain campuran, roaster akan memesan banyak sampel kopi yang sesuai dengan anggaran mereka, campurkan sampel ini dalam rasio dan rasa yang berbeda (cangkir) untuk menemukan yang terbaik di antara mereka.
Namun, metode ini membutuhkan banyak pekerjaan. Karena kami selalu berusaha untuk efisiensi, tim kami mencari cara yang lebih baik untuk membuat perpaduan kopi yang sempurna. Dan mengetahui komposisi kimia kopi memungkinkan kita untuk membuat prediksi mengenai rasa.
Jadi, kami melaksanakan analisis kimia sampel kopi kami. Harapan kami yakni metode ini akan memungkinkan kami untuk mempersempit potensi gabungan yang kami butuhkan untuk piala.
Kami sangat bahagia dengan hasilnya. Kami tidak sanggup membuat prediksi akurat wacana cita rasa selesai campuran. Namun, kita bisa menguji atribut rasa, menyerupai kepahitan atau keasaman, dan pilih gabungan dengan atribut yang menguntungkan menjelang cupping. Dalam melaksanakan ini, kami secara efektif mengecualikan gabungan tertentu dan malah berfokus pada mereka yang kami yakini merupakan pilihan yang menjanjikan.
Percobaan
Kami mulai dengan menganalisis lima kopi komersial yang tersedia secara luas yang memadukan dari Norwegia dan satu gabungan sangrai yang lebih tinggi dan lebih ringan dari roaster khusus. Kami juga menganalisis sampel sangrai dari kopi asal tunggal yang kami pertimbangkan untuk dicampur, selain biji hijau mereka.
Kami telah menentukan 11 senyawa kimia (lihat tabel di bawah) secara alami yang ditemukan dalam kopi yang, berdasarkan literatur ilmiah, akan mempunyai dampak terbesar pada rasa kopi. Kami juga mengamati senyawa lain yang lebih atau kurang terlihat dalam sampel tertentu.
Untuk menganalisis sampel, kami memakai spektrometer yang berpengaruh di Fasilitas Inti MR di Universitas Sains dan Teknologi Norwegia (NTNU), dibiayai oleh Fakultas Kedokteran di NTNU dan Otoritas Kesehatan Daerah Pusat Norwegia. Metode ini jarang dipakai untuk analisis makanan, tetapi kami memilihnya alasannya yakni memungkinkan analisis simultan banyak molekul dalam kopi tanpa pengolahan lab yang ekstensif.
Sampel kami terbukti kompleks secara kimia; kami menderita perkara yang parah dari terlalu banyak data. Masih banyak warta yang kami rencanakan untuk diambil dan, tentu saja, kami terus mempelajari catatan piala kami untuk menemukan hubungan baru.
Tapi apa yang kami temukan, bahkan pada tahap awal ini, sangat menarik. Dan tiga hal yang perlu menerima perhatian khusus: gula, asam, dan kafein.
Manisnya Gula
Satu-satunya gula yang kami pilih sebelumnya yakni sukrosa, atau gula rumah tangga. Makalah ilmiah yang dipublikasikan sebelumnya memperlihatkan bahwa biji kopi hijau mengandung konsentrasi tinggi sukrosa. Pada tahap awal proses penyangraian, sukrosa ini diubah menjadi molekul bumbu yang sering dikaitkan dengan rasa asam dan pahit kopi.
Oleh alasannya yakni itu, tidak mengherankan bahwa sukrosa juga dikaitkan dengan kualitas biji kopi hijau secara keseluruhan (dan alasannya yakni itu produk yang disangrai).
Dalam kopi hijau kami, kami menemukan lebih banyak sukrosa daripada yang kami duga. Namun dalam sampel kopi sangrai, konsentrasi sukrosa telah sangat menurun. Kami juga memperhatikan bahwa sampel kopi sangrai ringan dari roaster khusus mempunyai lebih banyak sukrosa (0,38 g / L) dibandingkan gabungan komersial (0,11-0,17 g / L). Ini tampaknya menegaskan bahwa sukrosa terdegradasi pada awal proses roasting.
Ini mungkin juga mendukung gagasan bahwa ada hubungan antara sukrosa dan kualitas kopi. Terlebih lagi, perpaduan kopi yang lebih ringan mempertahankan rasa yang lebih manis dan sering lebih berbuah daripada beberapa kopi sangrai gelap yang kami mencicipi. Beberapa penelitian memperlihatkan bahwa sukrosa membuat catatan pahit dan asam kopi tampak lebih lembut dan manis.
Akhirnya, kami memakai Moccamaster untuk membuat biji kopi hijau. Penampilannya menyerupai sup, namun rasanya sangat manis. Coffee roaster kami menggambarkannya sebagai rasa madu yang lemah yang menyerupai dengan teh. Namun sekali lagi, ini memperlihatkan bahwa sukrosa membuat rasa manis dan berkurang selama penyangraian.
The Fruity (dan Not-So-Fruity) Acids
Asam dalam kuliner jauh lebih sedikit angker daripada yang mereka dengar. Bahkan, mereka membentuk beberapa buah rasa banyak dari kita tahu dan cinta.
Dalam pekerjaan kami membuat gabungan kopi "perancang", kami harus menemukan cara untuk membedakan antara keasaman kopi yang baik, buah, bersih, dan asam yang tidak menyenangkan dan berlama-lama. Kuncinya yakni menentukan jenis asam yang tepat.
Dua dari asam yang kami pilih, sitrik dan malat, bertanggung jawab atas rasa yang sering kita kaitkan dengan lemon dan apel. Dalam kopi, mereka dikatakan berada di antara kontributor utama untuk keasaman buah yang tajam. Dan ini yakni jenis asam yang kita inginkan.
Asam pra-pilihan lainnya termasuk asam klorogenik dan quinic, keduanya telah terbukti menawarkan rasa astringen pada kopi. Asam klorogenat sanggup berkontribusi untuk badan kopi, meskipun mempunyai rasa asam yang agak tidak menyenangkan yang digambarkan sebagai "hijau" atau berumput. Asam quinic sering berkorelasi dengan rasa pahit dan astringen dalam kopi.
Dalam biji kopi hijau, baik klorogenik dan asam quinic telah dikaitkan dengan kopi kelas komersial. Hal ini memperlihatkan bahwa pengurangan konsentrasi mereka menghasilkan kopi hijau dan sangrai berkualitas lebih tinggi. Ini yakni jenis asam yang ingin kita hindari.
Karena klien kami menginginkan gabungan kopi yang akan menonjol untuk keasamannya, kami sanggup menentukan sampel gabungan yang mempunyai senyawa kimia yang tepat untuk keasaman buah tanpa kepahitan atau kesengsaraan berlama-lama.
Satu asam lain yang layak disebut yakni asam fumarat, yang sering dikaitkan dengan rasa asam segar. Dalam banyak studi yang kita baca, itu lebih merupakan anutan yang terpikirkan. Namun, pada awal proyek kami, klien kami menyiratkan bahwa gabungan kopi komersial bersaing mempunyai jenis keasaman yang mereka cari. Kami melaksanakan analisis kimia gabungan ini dan memperhatikan konsentrasi asam fumarat yang lebih tinggi.
Dengan demikian, kami mencari sampel dengan konsentrasi tinggi asam fumarat di samping asam malat dan sitrat. Kami secara konsisten menemukan bahwa gabungan dengan lebih banyak asam fumarat mempunyai rasa asam segar, segar, yang mengingatkan cuka. Buta cumi-cumi mendukung ini.
Kafein: A Bitter Chemical to Swallow
Kita tidak sanggup berbicara wacana kimia kopi tanpa menyebutkan kafein. Molekul Coffee yang paling terkenal, itulah yang membuat Anda merasa terjaga dan bersemangat.
Tetapi dikala tiba ke rasa, kafein dilaporkan mempunyai rasa pahit yang kuat. Faktanya, kafein telah ditemukan sebagai penyumbang signifikan terhadap kepahitan yang membentuk persepsi kita wacana "kekuatan" kopi (walaupun tentu bukan satu-satunya faktor).
Asosiasi Kopi Nasional Amerika Serikat (NCA) menyampaikan bahwa 8 ons cangkir mengandung rata-rata 95 mg kafein, dengan kisaran 75 hingga 165 mg. Namun sampel komersial Norwegia kami mempunyai kisaran 143 mg hingga 165 mg per cangkir.
Dan, menariknya, kopi Istimewa ringan mempunyai kandungan kafein terendah. Di sisi lain, kopi komersial dilaporkan sebagai "yang terkuat" mempunyai kandungan kafein tertinggi.
Kami tetapkan untuk memakai konten kafein sebagai indikator kuat, rasa pahit kopi. Meskipun kepahitan bukan tujuan kami, penting untuk mempunyai sedikit keseimbangan. Banyak orang akan mengasosiasikan sejumlah kepahitan dengan secangkir kopi yang baik.
Manis, buah, kepahitan, astringency ... memahami semua rasa ini dan bisa menemukan mereka dalam sampel bahkan sebelum kita menuju ke meja bekam yakni kemampuan yang berguna. Ini sanggup membantu kita dalam mengejar kopi yang lebih berkualitas dan lebih nikmat. Bahkan sanggup mendukung produsen dan penyangrai dalam menentukan teknik pertanian dan profil sangrai.
Dan sementara masih ada jalan panjang, semua wawasan gres membantu kita untuk hingga di sana. Tentu saja, ada batasan untuk apa yang bisa kita capai.
Penelitian Ilmiah vs Komersial: Sangkalan
Kami yakni perusahaan yang bergerak dalam penelitian dan pengembangan dalam industri makanan. Meskipun penelitian ilmiah akan membebankan semua hasil pada proses analisis statistik dan evaluasi sejawat yang ketat untuk memastikan bahwa risikonya seakurat mungkin, dan dalam margin kesalahan yang sangat sempit, kami bekerja dalam pengaturan komersial. Ini berarti kami tidak menundukkan hasil kami ke proses yang sama.
Perusahaan kami didirikan dengan misi mempromosikan transparansi dalam ilmu makanan, dan kami menerbitkan sebanyak mungkin hasil kami. Namun kami menjaga kerahasiaan wacana klien kami, yang berarti tidak semua warta akan diungkapkan. Ke depan, hasil kami masih menarik dan dibutuhkan akan mendorong diskusi terbuka dan penelitian lebih lanjut.
Dan dengan cara ini, biar kita sanggup mengambil langkah-langkah menuju pemahaman yang lebih tepat wacana ilmu di balik cita rasa kopi dan bagaimana roaster, produsen, dan semua profesional sanggup memanfaatkannya.
Dan perlu anda ketahui untuk kopi blend di perhatikan mesin blender kopi dan alat blender kopi lainnya. Di Indonesia telah banyak kopi blend terjual yakni kopi blend toraja, kopi blend cibubur, dan masih banyak lainnya. Soal harga kopi blend pastinya sesuai dengan rasa yang akan di hasilkan, tidak akan bikin anda kecewa apabila kopi blend di buat oleh ahlinya.
Menikmati ini? Temukan lebih banyak! Memecah Mana Rasa Datang
Ditulis oleh Michael Beermann dan Tony Jacobsen.
Perfect Daily Grind
Asam dalam kuliner jauh lebih sedikit angker daripada yang mereka dengar. Bahkan, mereka membentuk beberapa buah rasa banyak dari kita tahu dan cinta.
Dalam pekerjaan kami membuat gabungan kopi "perancang", kami harus menemukan cara untuk membedakan antara keasaman kopi yang baik, buah, bersih, dan asam yang tidak menyenangkan dan berlama-lama. Kuncinya yakni menentukan jenis asam yang tepat.
Dua dari asam yang kami pilih, sitrik dan malat, bertanggung jawab atas rasa yang sering kita kaitkan dengan lemon dan apel. Dalam kopi, mereka dikatakan berada di antara kontributor utama untuk keasaman buah yang tajam. Dan ini yakni jenis asam yang kita inginkan.
Asam pra-pilihan lainnya termasuk asam klorogenik dan quinic, keduanya telah terbukti menawarkan rasa astringen pada kopi. Asam klorogenat sanggup berkontribusi untuk badan kopi, meskipun mempunyai rasa asam yang agak tidak menyenangkan yang digambarkan sebagai "hijau" atau berumput. Asam quinic sering berkorelasi dengan rasa pahit dan astringen dalam kopi.
Dalam biji kopi hijau, baik klorogenik dan asam quinic telah dikaitkan dengan kopi kelas komersial. Hal ini memperlihatkan bahwa pengurangan konsentrasi mereka menghasilkan kopi hijau dan sangrai berkualitas lebih tinggi. Ini yakni jenis asam yang ingin kita hindari.
Karena klien kami menginginkan gabungan kopi yang akan menonjol untuk keasamannya, kami sanggup menentukan sampel gabungan yang mempunyai senyawa kimia yang tepat untuk keasaman buah tanpa kepahitan atau kesengsaraan berlama-lama.
Satu asam lain yang layak disebut yakni asam fumarat, yang sering dikaitkan dengan rasa asam segar. Dalam banyak studi yang kita baca, itu lebih merupakan anutan yang terpikirkan. Namun, pada awal proyek kami, klien kami menyiratkan bahwa gabungan kopi komersial bersaing mempunyai jenis keasaman yang mereka cari. Kami melaksanakan analisis kimia gabungan ini dan memperhatikan konsentrasi asam fumarat yang lebih tinggi.
Dengan demikian, kami mencari sampel dengan konsentrasi tinggi asam fumarat di samping asam malat dan sitrat. Kami secara konsisten menemukan bahwa gabungan dengan lebih banyak asam fumarat mempunyai rasa asam segar, segar, yang mengingatkan cuka. Buta cumi-cumi mendukung ini.
Kafein: A Bitter Chemical to Swallow
Kita tidak sanggup berbicara wacana kimia kopi tanpa menyebutkan kafein. Molekul Coffee yang paling terkenal, itulah yang membuat Anda merasa terjaga dan bersemangat.
Tetapi dikala tiba ke rasa, kafein dilaporkan mempunyai rasa pahit yang kuat. Faktanya, kafein telah ditemukan sebagai penyumbang signifikan terhadap kepahitan yang membentuk persepsi kita wacana "kekuatan" kopi (walaupun tentu bukan satu-satunya faktor).
Asosiasi Kopi Nasional Amerika Serikat (NCA) menyampaikan bahwa 8 ons cangkir mengandung rata-rata 95 mg kafein, dengan kisaran 75 hingga 165 mg. Namun sampel komersial Norwegia kami mempunyai kisaran 143 mg hingga 165 mg per cangkir.
Dan, menariknya, kopi Istimewa ringan mempunyai kandungan kafein terendah. Di sisi lain, kopi komersial dilaporkan sebagai "yang terkuat" mempunyai kandungan kafein tertinggi.
Kami tetapkan untuk memakai konten kafein sebagai indikator kuat, rasa pahit kopi. Meskipun kepahitan bukan tujuan kami, penting untuk mempunyai sedikit keseimbangan. Banyak orang akan mengasosiasikan sejumlah kepahitan dengan secangkir kopi yang baik.
Manis, buah, kepahitan, astringency ... memahami semua rasa ini dan bisa menemukan mereka dalam sampel bahkan sebelum kita menuju ke meja bekam yakni kemampuan yang berguna. Ini sanggup membantu kita dalam mengejar kopi yang lebih berkualitas dan lebih nikmat. Bahkan sanggup mendukung produsen dan penyangrai dalam menentukan teknik pertanian dan profil sangrai.
Dan sementara masih ada jalan panjang, semua wawasan gres membantu kita untuk hingga di sana. Tentu saja, ada batasan untuk apa yang bisa kita capai.
Penelitian Ilmiah vs Komersial: Sangkalan
Kami yakni perusahaan yang bergerak dalam penelitian dan pengembangan dalam industri makanan. Meskipun penelitian ilmiah akan membebankan semua hasil pada proses analisis statistik dan evaluasi sejawat yang ketat untuk memastikan bahwa risikonya seakurat mungkin, dan dalam margin kesalahan yang sangat sempit, kami bekerja dalam pengaturan komersial. Ini berarti kami tidak menundukkan hasil kami ke proses yang sama.
Perusahaan kami didirikan dengan misi mempromosikan transparansi dalam ilmu makanan, dan kami menerbitkan sebanyak mungkin hasil kami. Namun kami menjaga kerahasiaan wacana klien kami, yang berarti tidak semua warta akan diungkapkan. Ke depan, hasil kami masih menarik dan dibutuhkan akan mendorong diskusi terbuka dan penelitian lebih lanjut.
Dan dengan cara ini, biar kita sanggup mengambil langkah-langkah menuju pemahaman yang lebih tepat wacana ilmu di balik cita rasa kopi dan bagaimana roaster, produsen, dan semua profesional sanggup memanfaatkannya.
Dan perlu anda ketahui untuk kopi blend di perhatikan mesin blender kopi dan alat blender kopi lainnya. Di Indonesia telah banyak kopi blend terjual yakni kopi blend toraja, kopi blend cibubur, dan masih banyak lainnya. Soal harga kopi blend pastinya sesuai dengan rasa yang akan di hasilkan, tidak akan bikin anda kecewa apabila kopi blend di buat oleh ahlinya.
Menikmati ini? Temukan lebih banyak! Memecah Mana Rasa Datang
Ditulis oleh Michael Beermann dan Tony Jacobsen.
Perfect Daily Grind
Kami ingin mendengarkan masukan dan pengalaman dari anda, silahkan isi kolom komentar, jangan lupa share jikalau artikel ini sangat bermanfaat.
Comments
Post a Comment